Kamis, 04 November 2010

TEGURAN


Apa sih makna teguran? Teguran itu bisa berarti peringatan karena kita melanggar aturan. Misalnya, teguran dari atasan di kantor gara-gara kita tidak mampu memenuhi target kerja, teguran dari dosen karena kita selalu terlambat masuk kuliah atau karena tidak memakai baju sopan ke kampus, bisa juga teguran dari T.U. karena kita telat membayar SPP. Intinya, teguran itu didapat karena kita tidak menepati aturan yang diberikan.

Biasanya teguran itu tidak serta-merta, ada tahapannya. Teguran tahap satu masih tidak terlalu keras, tapi jika kesalahan yang sama masih kita lakukan atau malah tambah menjadi, tentunya teguran selanjutnya lebih ”mengerikan” supaya memberi efek jera agar kita kembali melaksanakan aturan yang ditetapkan. Lalu, kalau teguran sama sekali tidak berefek? Tentu saja, biasanya akan berakhir pada hukuman. 

Lalu, apa sebenarnya yang tengah menimpa bangsa ini? Apakah ”baru sekedar” teguran? Teguran tahap berapakah? Banjir bandang, pohon tumbang dan ”genangan air” di Ibukota, letusan Merapi dan Krakatau, gempa dan tsunami, apakah tidak cukup sebagai teguran agar kita kembali pada aturan? Aturan untuk berbuat baik kepada sesama manusia serta alam semesta, aturan untuk menolong yang miskin bukannya malah menolong yang kaya, aturan untuk ikut merasa sakit dan luka melihat nestapa menimpa saudara. Bukannya malah memalingkan muka, dan tetap tertawa di luar negara dengan kamuflase melakukan kerja.


Kalau teguran saja sudah memilukan seperti ini, bagaimana mungkin kita kuat menerima “hukuman”? Apakah kita mau bernasib seperti Firaun yang baru menyadari kesalahan ketika nyawanya sudah tercekat di tenggorokan? Naudzubillahi min dzalik. Semoga air mata ibu pertiwi mampu juga membasuh hati kita yang sudah berkarat dan sekarat. Semoga kita tidak pernah bosan saling memberi peringatan dan teguran.

Tidak ada komentar: