Senin, 11 Juni 2012

Kehilangan atas kehilangan

Semua orang, sebahagia apapun hidupnya, manusiawi jika pernah sekali, dua kali, bahkan lebih mengalami kehilangan yg menyakitkan...

Ada yg kehilangan harta kesayangan, seperti dompet, HP, kamera, motor, mobil, kucing, bunga... Ada yg kehilangan dokumen, macam KTP, passport, surat nikah, surat cerai... Ada yg kehilangan anggota keluarga, seperti ayah, ibu, suami, istri, adik, kakak, teman... Ada yg kehilangan sesuatu yg lbh susah dijelaskan, seperti cinta, ketenangan, kenyamanan, harga diri, reputasi...

Apapun bentuknya, kehilangan itu selalu kongkret... mulai dr secara fisik memang tidak ada lagi.. menatap ruangan kosong tempat benda itu dulu berada.. menatap kamar kosong tempat seseorang itu dulu sering bersenda-gurau... hingga secara jiwa... hati yg nelangsa, perasaan yg kosong, posisi yg tidak lg dihargai... sehingga menimbulkan rindu, marah, sedih, menangis, dsbgnya....

Lantas, sepanjang hidup kalian selama ini, kawan... kehilangan apakah yg membuat kalian merasa begitu sedih? Mari tepekur sejenak, mengingat2... lantas sebutkan dlm hati, kehilangan apa yg paliiinggg membuat kalian sedih? Jika tidak ada, maka mari kita rubah pertanyaannya: kehilangan apakah yg paliiingg kalian takutkan di masa depan??

Karena sy punya satu... di antara kehilangan HP, kehilangan kamera, dokumen, cinta, nama baik, ayah, teman terbaik, dan sebagainya... sy ternyata memiliki sebuah kehilangan yg amat menyesakkan, belum terjadi (atau jangan2 sudah terjadi); yg membuat sy takut sekaliiii... bukan, tentu saja bukan kehilangan yg lazim, yang biasa... sy sungguh takut kehilangan "kehilangan"... kehilangan perasaan "kehilangan" itu sendiri...

Tidak mengerti? Sama sy juga awalnya tidak mengerti kalimat aneh (meski bijak ini); membuat sy mikirr lamaa... padahal sejatinya, banyaaak sekali orang yg tidak tahu, tidak sadar, kalau dia sebenarnya telah: kehilangan perasaan "kehilangan" tersebut... tidak peduli; merasa semua baik2 saja...

Kita kehilangan momen2 indah bersama keluarga; kasih-sayang kepada orang-tua; kedekatan... sibuk dgn hidup, rutinitas, dan teman2 baru yg boleh jd itu tidak hakiki... kehilangan saat2 menyenangkan saat bicara dgn ayah, ibu, adik, kakak... bercengkerama... kita sesungguh kehilangan, tp tidak tahu kalau kita telah kehilangan perasaan "kehilangan" tersebut...

Kita kehilangan menikmati setiap detik nikmat hidup yg diberikan... setiap tarikan nafas... berdirilah di busway, atau bus2... ketika pagi tiba, tataplah deretan gedung2 tinggi.... apakah akan kita biarkan rutinitas menikam waktu, membiarkan kita tdk peduli ternyata betapa indahnya siluet dinding2 beton berlapis kaca... menatap aktivitas pengamen.. tukang asongan... kondektur yg membunyikan kerenceng uang logam di tangannya... tersenyum kepada orang di sebelah kita... kita tahu persis semua itu luar-biasa.. tp kita membiarkannya hilang.. kita kehilangan perasaan "kehilangan"...

Dan di atas segalanya... ya Allah.. jangan sampai hamba tidak menyadari kalau hamba telah kehilangan perasaan kehilangan atas kasih-sayangMu... ber-barel2 nikmat dariMu... kesempatan untuk membaca firman2Mu... menunaikan ibadah vertikal kepadaMu.. menyadari sejatinya kehidupan ini dgn merasakan segenap kasih-sayangMu...

Ya Allah, sejatinya kami kehilangan itu semua... tp yg lebih menyedihkan lagi.. kami sungguh tidak merasa kalau kami telah kehilangan perasaan "kehilangan" hal2 tersebut... dan celakanya, kami kadang justru bangga "kehilangan" pemahaman, prinsip hidup, kerudung yg selama ini sudah kami pakai/laksanakan hanya demi urusan dunia..

By __Tere Liye

Tidak ada komentar: