Rabu, 04 April 2012

Keteladanan Tukang Semir Sepatu Mengusik Air Mataku

 Cerita dari bang Iswandi Banna
semoga Bermanfaat 
Sore itu di peralihan siang menuju malam, setelah berjibaku dengan tugas kantor saya beranjak menuju sebuah masjid untuk menunaikan kebutuhan sholat Maghrib. Sholat berjamaah sudah menjadi komitmen saya. Ibarat udara yang kita hirup, sholat telah menjadi kebutuhan yang menuntun jiwa menuju ketenangan. Apalagi berjamaah di masjid.
Selesai bermunajat, saya bergegas pulang. Saat hendak mengambil sepatu, sekelebatan mata terlihat seorang bapak tua lengkap dengan peralatan sol dan semir sepatu. Sejenak saya teringat dengan paras ayahanda di kampung yang mungkin seusianya. Bapak itu pun menatap saya dan tiba-tiba menghampiri. Dengan mengiba ia menawarkan jasa semir sepatu.  Tak tega, maka saya pun merelakan sepatu kucel dijamahnya.
Dengan gesit sang Bapak membersihkan noda yang melekat di hamparan sepatu. Tak lupa memolesnya dengan semir berkualitas. Sambil menunggu saya sempat mengobrol hingga tak terasa lima menit berlalu. Seperti disulap sepatu kumel bin kucel berubah menjadi kinclong kembali.
“Berapa pak ..? Tanya saya sambil menyodorkan selembar Rp 10.000,-
“Nggak usah,Nak. Kamu telah menolong Bapak untuk beramal. Uang yang bapak dapatkan sudah cukup, tapi bapak merasa belum bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Dan kamulah  yang sengaja dipilih untuk menjadi ladang sedekah Bapak.” Jawabnya dengan polos
Subhanalloh! Hanya kata itu yang terucap dari lisan ini mendengar penuturan sang Bapak.
“Sekarang Bapak bisa bantu saya nggak?” Tanya saya dengan sedikit gemetar
“Kenapa, Nak..?
“Bapak tolong bantu  untuk menjadi ladang amal saya hari ini. Jadi, mohon terimalah uang ini. Meski tidak seberapa, mudah-mudahan berkah di tangan Bapak.” saya pun berusaha meyakinkannya
“Masih ada ya anak muda seperti kamu, Nak” ujarnya dengan mata berkaca-kaca
 “Justru saya yang berterima kasih karena Bapak telah menegur dan mengingatkan saya akan pentingnya berbagi dan bersedekah.” Saya pun tak tahan membendung air mata yang siap mengalir deras
Kami pun berpelukan untuk saling menguatkan dan mendoakan. Subhanallah! Energi dahsyat telah tercipta di antara kami. Terima kasih ya Alloh telah mempertemukan hamba dengan Bapak tua itu. Semoga sang Bapak diberikan kesehatan lahir batin, dilapangkan rezekinya serta dimudahkan langkahnya meniti fananya dunia menuju kekalnya akhirat nanti.

Tidak ada komentar: