Semua orang pastinya tidak ingin mengalami suatu kecacatan. Namun,
dalam hidup ada situasi-situasi tertentu yang mengharuskan kita menerima
kenyataan yang tidak bisa ditolak. Meski akhirnya bisa menyadari
bahwasannya situasi apapun itu, selalu ada manfaat dan hikmah yang
membuat kita lebih baik lagi dari sebelumnya.
Seringnya kita tidak menyadari bahwa kita mempunyai potensi terpendam
dan potensi tersebut tidak dimanfaatkan karena sudah berada di zona
nyaman. Dan potensi terpendam tersebut baru dimaksimalkan setelah ada
situasi-situasi yang menghimpit.
Ada rasa marah, kecewa, minder dan tidak berarti. Marah dan kecewa
kepada Tuhan karena harus menjalani hidup tanpa suara-suara alam.
Minder, karena tidak bisa berbaur dengan keramaian dan have a fun.
Saya tuli, tapi tidak berarti saya tidak mendengar. Saya tuli, tapi
tidak berarti saya tidak perduli. Saya tuli, tidak berarti saya tidak
punya empati.
Saya tuli, tapi itu saya syukuri. Setelah saya tuli, saya menjadi lebih
peduli. Karena tuli, saya lebih bisa mawas diri. Karena tuli, saya bisa
mengontrol diri. Karena tuli, saya lebih bisa berbagi. Karena tuli juga,
saya bisa intropeksi.Walaupun kadang banyak menerima kritikan atau ejekan, saya terima dengan lapang dada. justru hal Itu akan membuat saya lebih bisa
menerima siapa diri sy sebenarny
Saya bahagia karena masih bisa bersyukur sampai saat ini. Karena meski saya tuli, saya tidak
sendiri. Tuhan yang maha baik tidak pernah mengingkari janjiNya. Selalu
ada cerita indah untuk setiap umatNya.
catatan ;
Jangan kita selalu menganggap apa yang kita peroleh saat ini tidak berharga dibandingkan dengan orang lain.
Bila kita mendapatkan pujian dari orang lain, maka terimalah hal itu dengan bangga, bukan dengan rasa malu.
1 komentar:
salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Posting Komentar